Oleh Rikson Karundeng
For Katuari Waya di seberang sana.........
Bak Teterusan ia berpekik " I....Yayat U...Santi !
Dan Waranei itu membelah gelap berselimut kabut
Melintasi Mahawu yang masih membisu
Nafsu memburunya tuk menaklukkan Temboan
Tak ingin ia melepaskan sang kekasih beranjak dari pembaringannya
Nafas menderu semakin merangsang hasrat
Dan satu desahan kelegaan
memeluk asanya yang kini orgasme
Di atas rumput permadani embun...
Di depan mata Masarang......
Dalam awasan Lembean....
Kening sang kekasih di balik Lembe' dikecupnya
dan sang kekasih tersenyum dengan sinarnya
Klabat dan Dua Sudara hanya tersipu menatapnya
Dano Tourano hening tak berujar....
Dalam kalbu ia dendangkan "Oh Minahasa Kinatoanku"
Torang Pe Cirita
Tadi pagi Torang bacirita....
DUA SUDARA : Klabat, ngana do' pe gagah skali, pe tinggi, dapa lia damai...
KLABAT : Mar ngoni dua lei pasung, kong salalu baku sayang. Mantap !
MASARANG : Kalu kita dang weta' ?
KLABAT : Angko lei dapa lia pasung. Tanya jo pa Lembean !
LEMBEAN : Tu'u ! Torang samua lebe pasung kalu so sama2 deng Danau Tondano dg Pante Manado.
MENTARI : Tiap kita bangong, langsung rasa dame ja lia pa ngoni. Pasuuuuung skaliiyanan. Semoga ini Tanah Malesung Dame deng pasung salalu.
GREEN : Kalu kita, Ompi, Rikson deng Denni dang ?
MENTARI : ???????????? Hehehe.....bakusedu katu. Biar ngoni blung cuci muka, tetap pasung lei.
0 komentar:
Posting Komentar