This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 23 April 2016

Rica-rica, Porsi Jumbo dan Lidah Orang Minahasa

Oleh Rikson Karundeng

Peret alias Paniki

Minahasa tidak hanya diingat karena masyarakatnya yang ramah dan alamnya yang eksotis tapi juga makanan khasnya yang termasuk ekstrim dan cukup menggoda. Setidaknya, itulah kesan yang diberikan para pelancong dari berbagai penjuru dunia setelah mereka mengunjungi tanah Minahasa.
Sayor Wongos Daong Popaya
Kukis Panada
Dodol asli Amurang

Jika kita melontarkan kepada Tou Minahasa yang ada di perantauan pertanyaan “Apa yang ngoni rindukan dari Tanah Minahasa” maka jawabannya pasti “Rindu sudara, Minahasa pe vasung deng tantu Tinorangsak, Pangi, Wiyoo,……”. Ya, makanan khas tetap ada dalam ingatan Tou Minahasa yang selalu dirindukan.
Sayor Paku Isi di Bulu
Mujair Woku
Mujair Bakar deng Dabu-dabu Lilang

Masakan khas Minahasa memang memiliki cita rasa tersendiri karena beberapa rahasia khusus. Om Welem Pandey, salah seorang juru masak andalan di setiap acara suka-duka di Roong Rumoong Atas Tareran mengungkapkan “Torang pe masakan selain de pe bumbu khas, cara momasa lei memang beda. De pe rahasia antara laeng cara momasa deng wadah yang digunakan waktu momasa. Misalnya, bungkus deng woka ato daong pisang. Satu lei, isi di bulu. Selain makanan jadi lombo, de pe vitamin nda banya ta buang, de pe rasa lei jadi sadap deng beda” kata Pandey dengan logat khas Tontemboannya.
Rintek Wuuk (RW)

“Rica-rica”. Di Indonesia, siapa yang tidak mengenal istilah ini ? “Ini sudah jadi branding, karena kalau dengar atau baca rica-rica pasti mereka tahu masakan khas Minahasa. Masakan Minahasa memang bayak diminati di Jakarta ini baik oleh orang Minahasa di sini maupun yang lainnya. Makanya, saya buka Restoran Minahasa dengan nama “Rica-rica”, ungkap Ko’ Acong yang mengaku hanya belajar masakan Minahasa dari salah seorang saudaranya di Manado.
Renga Santang

Saat sejumlah Hotel berbintang di buka di Manado, pemandangan menarik yang tidak biasa dilihat sebelumnya adalah peragaan atau demo cara memasak masakan khas Minahasa. “Untuk memberikan pelayanan nomor satu di hotel ini, salah satu hal yang dibuat adalah menyiapkan masakan-masakan khas Minahasa yang memang sangat dikenal di mana-mana. Ini memang bagian dari daya tarik Hotel ini,” kata Denny Jatnika, General Manager di salah satu Hotel berbintang di Manado.
Pangi

Orang biasa mengatakan “Kalu blum rasa rica berarti blum masakan Minahasa”. Masakan khas Minahasa memang rata-rata dibumbui dengan rica (cabe) yang memang jauh lebih banyak dari takaran yang biasa diberikan masyarakat kebanyakan di luar daerah Minahasa. Makanya tidak heran kalau cucuran keringat menjadi bagian dari kenikmatan saat menikmati masakan khas Minahasa.

“Pa torang pe lidah, daun apapun kecuali daun pintu dan hewan berkaki berapapun kalu so taru rica, so ikyaaang sadap itu”, kata Marlon Politton yang memang dikenal di Tondano Jago Makan. Ungkapan ini seakan mau menegaskan bahwa masakan apapun asalkan dibumbu pakai cabe, pasti cocok di lidah orang Minahasa. Makanya, kata “Rica-rica” kemudian bukan hanya menggambarkan makanan khas Minahasa tapi juga Selera orang Minahasa. Butul so kata ???
Tinutuan

Orang Minahasa terkenal juga dengan porsi makannya yang super jumbo. Tidak heran kalau banyak Restoran atau Rumah Makan khas Minahasa yang menyajikan porsi jumbo kepada pengunjung. Sejumlah Rumah Makan bahkan menyajikan berbagai macam makanan khas Minahasa dan bisa dinikmati sepuasnya (asal jang bungkus hehehe…) dengan harga murah “Pokonya makanan satu meja basar, makang ukur polote’ mar bayar cukup Rp. 15.000. Kalu nda percaya datang coba langsung jo.”
Nasi Milu deng Dabu-dabu roa
Nasi Jaha deng Ragey

Jadi, kalau kita hendak berkunjung ke Tanah Minahasa yang Eksotik jangan lupa menyempatkan diri untuk mencicipi masakan Khas Minahasa yang bisa di temui di banyak Rumah Makan. Kata para pelancong (dan kata saya. Hehehe….) tidak lengkap kalau berkunjung ke Minahasa dan menikmati keindahannya serta keramahan penduduknya, tanpa menikmati makanannya yang ekstra pedas, ekstrim namun ruarrrbiasa enaknya. Ingin mencoba pengalaman ini, datang saja langsung di Beautifull Land Minahasa !
Tinorangsak

Rica-rica, Porsi Jumbo dan Lidah Orang Minahasa

Oleh Rikson Karundeng


Peret alias Paniki

Minahasa tidak hanya diingat karena masyarakatnya yang ramah dan alamnya yang eksotis tapi juga makanan khasnya yang termasuk ekstrim dan cukup menggoda. Setidaknya, itulah kesan yang diberikan para pelancong dari berbagai penjuru dunia setelah mereka mengunjungi tanah Minahasa.
Sayor Wongos Daong Popaya
Kukis Panada
Dodol asli Amurang

Jika kita melontarkan kepada Tou Minahasa yang ada di perantauan pertanyaan, “Apa yang ngoni rindukan dari Tanah Minahasa?” maka jawabannya pasti, “Rindu sudara, Minahasa pe vasung deng tantu Tinorangsak, Pangi, Wiyoo,……”. Ya, makanan khas tetap ada dalam ingatan Tou Minahasa yang selalu dirindukan.
Sayor Paku Isi di Bulu
Mujair Woku
Mujair Bakar deng Dabu-dabu Lilang

Masakan khas Minahasa memang memiliki cita rasa tersendiri karena beberapa rahasia khusus. Om Welem Pandey, salah seorang juru masak andalan di setiap acara suka-duka di Roong Rumoong Atas Tareran mengungkapkan rahasia kelezatan masakan khas Minahasa. “Torang pe masakan selain de pe bumbu khas, cara momasa lei memang beda. De pe rahasia antara laeng cara momasa deng wadah yang digunakan waktu momasa. Misalnya, bungkus deng woka ato daong pisang. Satu lei, isi di bulu. Selain makanan jadi lombo, de pe vitamin nda banya ta buang, de pe rasa lei jadi sadap deng beda,” kata Pandey dengan logat khas Tontemboannya.
Rintek Wuuk (RW)

“Rica-rica”. Di Indonesia, siapa yang tidak mengenal istilah ini ? “Ini sudah jadi branding karena kalau dengar atau baca rica-rica pasti mereka tahu masakan khas Minahasa. Masakan Minahasa memang bayak diminati di Jakarta ini. Baik oleh orang Minahasa di sini maupun orang asal daerah lain. Makanya, saya buka Restoran Minahasa dengan nama “Rica-rica,” ungkap Ko’ Acong yang mengaku hanya belajar masakan Minahasa dari salah seorang saudaranya di Manado.
Renga Santang

Saat sejumlah Hotel berbintang dibuka di Manado, pemandangan menarik yang tidak biasa dilihat sebelumnya adalah peragaan atau demo cara memasak masakan khas Minahasa. “Untuk memberikan pelayanan nomor satu di hotel ini, salah satu hal yang dibuat adalah menyiapkan masakan-masakan khas Minahasa yang memang sangat dikenal di mana-mana. Ini memang bagian dari daya tarik Hotel ini,” kata Denny Jatnika, General Manager di salah satu hotel berbintang di Manado, saat grand opening hotel itu.
Pangi

Orang biasa mengatakan “Kalu blum rasa rica berarti blum masakan Minahasa”. Masakan khas Minahasa memang rata-rata dibumbui dengan rica (cabe) yang memang jauh lebih banyak dari takaran yang biasa diberikan masyarakat kebanyakan di luar daerah Minahasa. Makanya tidak heran kalau cucuran keringat menjadi bagian dari kenikmatan saat menikmati masakan khas Minahasa.

“Pa torang pe lidah, daun apapun kecuali daun pintu dan hewan berkaki berapapun kalu so taru rica, so ikyaaang sadap itu,” kata Marlon Politton, seorang pemuda yang memang dikenal di Tuutu Tondano jago makan. Ungkapan ini seakan mau menegaskan bahwa masakan apapun asalkan dibumbu pakai cabe, pasti cocok di lidah orang Minahasa. Makanya, kata “Rica-rica” kemudian bukan hanya menggambarkan makanan khas Minahasa tapi juga selera orang Minahasa. Butul so kata ???
Tinutuan

Orang Minahasa terkenal juga dengan porsi makannya yang super jumbo. Tidak heran kalau banyak Restoran atau Rumah Makan khas Minahasa yang menyajikan porsi jumbo kepada pengunjung. Sejumlah Rumah Makan bahkan menyajikan berbagai macam makanan khas Minahasa dan bisa dinikmati sepuasnya (asal jang bungkus hehehe…) dengan harga murah “Pokonya makanan satu meja basar, makang ukur polote’ mar bayar cukup Rp. 15.000. Kalu nda percaya datang coba langsung jo.”
Nasi Milu deng Dabu-dabu roa
Nasi Jaha deng Ragey

Jadi, kalau kita hendak berkunjung ke Tanah Minahasa yang Eksotik jangan lupa menyempatkan diri untuk mencicipi masakan Khas Minahasa yang bisa ditemui di banyak Rumah Makan. Kata para pelancong (dan kata saya. Hehehe….) tidak lengkap kalau berkunjung ke Minahasa dan menikmati keindahannya serta keramahan penduduknya, tanpa menikmati makanannya yang ekstra pedas, ekstrim namun ruarrrbiasa enaknya. Ingin mencoba pengalaman ini, datang saja langsung di Beautifull Land Minahasa !
Tinorangsak